China dan Ukraina dulu memiliki kedekatan hubungan ekonomi-militer. Pada 1990-an, Kyiv menjadi pemasok bajah, bijih besi, jagung dan minyak bunga matahari bagi China yang saat itu sedang bertumbuh.
Ekspor paling bernilai bagi China adalah persenjataan era Soviet yang dinilai Ukraina tidak lagi berguna. Saat itu, Kyiv menjual mesin pesawat, helikopter, tank, teknologi radar, turbin gas, dan mesin jet ke Beijing. Bahkan, Ukraina mengakui pengiriman ilegal rudal jelajah Kh-55 yang berkemampuan nuklir.
Namun, situasi itu berbalik selama perang Rusia-Ukraina. Melansir Al Jazeera, Negeri Tirai Bambu ini disebut menjadi pihak yang paling diuntungkan dari persasingan sengit antara pengembang drone Rusia dan Ukraina.
Dalam perang ini, industri drone Ukraina sangat bergantung pada komponen buatan China mulai mesin, baterai, kamerah termal, hingga chip navigasi. China pun dinilai mampu menghentikan perang dalam sehari bila menghentikan ekspor komponen drone ke Rusia dan Ukraina.
Simak selengkapnya dalam video berikut!
Penulis Naskah: Musayadah Khusnul Khotimah
Narator: Musayadah Khusnul Khotimah
Video Editor: Angelia Elza Berliana Sari
Produser: Dandy Bayu Bramasta
Musik: Pavement Sunset - RKVC
#Global #Perang ##Kompascomlab #RusiaUkraina #PerangRusiaUkraina