Ceramah ini menyajikan potret rumah tangga yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari: lucu, kadang melelahkan, penuh kejutan, namun selalu menyimpan pelajaran berharga.
Ustaz memulai dengan pembahasan tentang godaan rumah tangga seperti Jin Dasim, lalu berlanjut pada romantisme, finansial, hingga fenomena viral “semua akan pret pada waktunya”.
Tetapi bagian yang paling mengena adalah saat ustaz membahas tanda-tanda rumah tangga yang fondasinya mulai rapuh tanpa kita sadari.
Salah satu tandanya adalah munculnya sikap “setecu” setelan curut. Diam di rumah ngomel sendiri, tapi ketika bertemu orang lain malah ceria dan bercanda.
Lalu mulai sering nge-like atau berinteraksi di media sosial dengan yang bukan mahram, hal kecil yang sering dianggap sepele, padahal bisa menjadi celah masalah besar jika terus dibiarkan.
Apalagi jika pasangan termasuk tipe yang gampang cemburu.
Ustaz menjelaskan bahwa kejenuhan dalam rumah tangga itu wajar. Bahkan makan daging setiap hari pun bisa bosan, apalagi hidup berdua yang penuh perbedaan karakter.
Namun cinta mampu menutup banyak kekurangan. Saat masa-masa pacaran dulu, kekurangan pasangan terasa lucu: kentut pun dianggap “bawa durian”. Tapi setelah menikah, justru kekurangan kecil seperti itu bisa bikin emosi naik turun.
Beliau juga mengingatkan bahwa penurunan perhatian dan penampilan sering kali menjadi pemicu renggangnya hubungan.
Dulu saat kondangan, berdandan rapi, wangi setengah botol, pakaian mekar seperti sayap bidadari. Setelah lama menikah, berdandan ala kadarnya, wangi balsem, baju kusut dan dipeniti sana-sini.
Semua itu bukan sekadar candaan tetapi cerminan bagaimana kita seringkali berhenti berusaha.
Ustaz menekankan pentingnya komunikasi. Sedikit bolong dalam perahu mungkin tidak masalah, tetapi jika dibiarkan bolong terus-menerus, perahu akan tenggelam.
Begitu pula rumah tangga: hal-hal kecil yang tidak dikomunikasikan bisa menjadi tumpukan yang melahirkan rasa enek, begah, dan akhirnya retak.
Ceramah ini mengajak setiap pasangan untuk kembali menyadari betapa pentingnya syukur, komunikasi, menjaga tampilan diri, dan melihat kelebihan pasangan.
Karena rumah tangga bukan hanya tempat tinggal, tapi ladang ibadah, ladang sabar, dan ladang cinta yang harus terus dirawat.
Dengan cinta, iman, humor, dan tanggung jawab, rumah tangga akan jauh dari “pret”, jauh dari retak, dan kembali kokoh seperti sediakala.
Sahabat Kompas TV,
saksikan video lengkapnya hanya di channel youtube Kalam Hati,
setiap hari Minggu jam 13.00 WIB.
Jangan lupa Like, Comment, and share.
Serta follow akun Instagram kita di: @dikalamhati
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/kalam-hati/635400/penyebab-rumah-tangga-retak-tanpa-disadari-kalam-hati