Ceramah ini menghadirkan pandangan jujur, lucu, dan penuh nasihat tentang perjalanan rumah tangga dari masa pendekatan, pernikahan, hingga menjalani kehidupan bersama yang penuh dinamika.
Ustaz membuka dengan pembahasan mengenai istilah yang sedang viral, “semua akan pret pada waktunya,” sebuah ungkapan Gen Z tentang realita hubungan yang tampak indah di awal namun berubah setelah menikah.
Dengan candaan segar, ustaz mengingatkan bahwa meski dipersiapkan sebaik apa pun, “pret tetap pret”, jika fondasi iman dan kesiapannya hanya di permukaan.
Ustaz menggambarkan realita masa PDKT yang serba indah: dompet selalu tebal, parfum wangi, tampang rapi, dan sikap manis.
Namun setelah menikah, semuanya terlihat apa adanya dompet menipis, wangi hilang, dan sifat asli muncul semua seperti langit terbentang.
Namun di situlah ujian sebenarnya dari pernikahan. Rumah tangga bukan hanya soal cinta dan bunga-bunga, tetapi ibadah yang menuntut ketulusan, kesabaran, dan penerimaan.
Dengan humor yang menggelitik, ustaz mengajak jamaah untuk menerima kenyataan bahwa semua orang berubah. Suami yang dulu kekar bisa jadi melemah, istri yang dulu rambutnya hitam berkilau bisa berubah warna seiring usia.
Karena menikah berarti bersatu dengan manusia bukan karakter pewayangan tanpa cela. Setiap orang punya kekurangan, dan justru di titik itulah agama datang memberi pedoman.
Ustaz kemudian mengutip Surah An-Nisa ayat 19: “Dan bergaullah dengan mereka secara makruf…” sebagai penekanan bahwa rumah tangga tidak akan bertahan dengan cinta semata.
Cinta hanya modal awal; yang menjaga adalah takwa, sikap saling menghargai, dan kemampuan menerima pasangan apa adanya. Bahkan bila ada sifat pasangan yang kita tidak suka, bisa jadi justru di sanalah Allah titipkan banyak kebaikan.
Ceramah ini juga menyentuh persoalan ekonomi, kesiapan mental, dan cara saling menguatkan layaknya baut dan mur yang kadang kencang, kadang longgar, tapi selalu bisa dibenahi bersama.
Ustaz mengingatkan bahwa rumah tangga tidak melulu tentang uang meski uang itu penting namun tentang bagaimana pasangan saling memahami, menenangkan ketika lelah, dan tetap melangkah bersama menuju tujuan yang sama.
Dengan gaya yang penuh kehangatan dan canda, ceramah ini memberikan pesan mendalam: pernikahan bukan mencari pasangan yang sempurna, tapi menjadi pasangan yang siap memperbaiki dan diperbaiki.
Bukan tentang siapa yang paling benar, tapi siapa yang paling mau bertahan dan saling menuntun. Sebuah pengingat lembut bahwa rumah tangga harus dijaga dengan cinta, syukur, iman, dan humor agar tetap hidup dan bertahan sepanjang waktu.
Sahabat Kompas TV,
saksikan video lengkapnya hanya di channel youtube Kalam Hati,
setiap hari Minggu jam 13.00 WIB.
Jangan lupa Like, Comment, and share.
Serta follow akun Instagram kita di: @dikalamhati
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/kalam-hati/635395/rahasia-bertahan-dalam-pernikahan-kalam-hati