MALANG, KOMPAS.TV - Usai dilanda banjir pada Kamis sore kemarin, warga RT 3 RW 10 Kelurahan Purwodadi Kecamatan Blimbing membersihkan rumah mereka. Kasur, pakaian, dan peralatan elektronik terendam banjir pada Kamis (05/12/2025) sore.
Windi, salah satu warga yang rumahnya terendam banjir, mengaku air yang masuk ke rumahnya hingga setinggi 1 meter.
Air besar yang datang secara tiba-tiba membuat warga fokus menyelamatkan diri dan tidak sempat menyelamatkan barang berharga di dalam rumah. Menurut Windi, banjir besar ini pernah terjadi pada 2019 lalu, namun banjir kali ini yang terbesar hingga menyebabkan kerusakan pada rumah warga.
"Sebetulnya saya sudah khawatir, karena dulu sudah pernah kayak gini. Enam tahun lalu kejadian jebol, awalnya dari Sungai Kemirahan itu nggak nampung, air meluber ke sini, akhirnya jebol lah tembok pembatas dengan kampung kita." Kata Windi
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Kamis siang meninjau lokasi banjir yang sempat merendam belasan rumah. Menurut Wahyu, lokasi yang terdampak banjir merupakan kawasan cekungan dan lahan milik PT KAI. Dari penelusurannya, kawasan yang terdampak banjir ini memiliki saluran drainase yang tertutup rumah warga sehingga air tidak bisa masuk ke saluran air dan diperparah dengan hujan deras.
"Yang pertama, aliran sungai ini dari atas. Atas ini ada jalan, jalannya Jalan Malang–Surabaya–Ahmad Yani, jalan milik provinsi, dan tidak ada drainasenya. Tiap kali hujan, air selalu datang turun ke sini karena di sini ada cekungan, daerah rendah. Dan di bawah sini ada sungai, saluran irigasi, dan lahan di sini adalah milik KAI." Terang Wahyu Hidayat
Sebelumnya, 19 rumah warga di RT 3 RW 10 Kelurahan Purwodadi terdampak banjir pada Kamis sore. Lima rumah di antaranya rusak parah karena air yang menjebol tembok rumah warga.
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/635584/cerita-korban-banjir-tak-sempat-selamatkan-barang-berharga