Banjir bandang dan longsor yang terjadi serentak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025 menimbulkan kerusakan luas dan korban jiwa yang terus bertambah. Per Minggu (30/11/2025), jumlah korban tewas sudah mencapai 442 orang.
Para pakar dari Institut Teknologi Bandung menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh kombinasi hujan ekstrem, pengaruh Siklon Tropis Senyar, serta sistem atmosfer skala meso yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Sumatera bagian utara.
Di sisi lain, kerusakan lingkungan dan hilangnya kawasan resapan memperbesar volume limpasan air. Pasalnya, alih-alih meresap ke dalam tanah, air menjadi "run-off" atau mengalir ke sungai yang akhirnya memicu banjir bandang.
Para ahli menekankan bahwa mitigasi jangka panjang harus dibangun melalui penataan ruang berbasis risiko, perlindungan tutupan vegetasi alami, serta sistem peringatan dini yang akurat dan komunikatif bagi masyarakat di wilayah rawan bencana.
Simak selengkapnya dalam video berikut!
Penulis: Melvina Tionardus, Mahar Prastiwi
Penulis Naskah: Lina Tiyas Patmulasih
Narator: Lina Tiyas Patmulasih
Video Editor: Maria Utari Dewi
Produser: Akhmad Muawal Hasan
#Peristiwa #Bencana #Indonesia #BencanaIndonesia #Banjir #BanjirBandang #Longsor #Aceh #Sibolga #TapanuliTengah #BanjirAceh #BanjirSumatera #BanjirSibolga
Music: Missing Persons - Jeremy Blake
Artikel terkait: https://www.kompas.com/edu/read/2025/11/30/135350371/pakar-itb-sebut-banjir-bandang-sumatera-disebabkan-oleh-3-faktor?page=all#page2