KOMPAS.TV - Pasca banjir bandang, tumpukan kayu gelondongan menumpuk di sungai wilayah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Sebelumnya, sebuah video amatir menunjukkan kayu-kayu tersebut hanyut terbawa banjir.
Dalam video amatir ini, gelondongan kayu ini hanyut saat banjir bandang melanda empat desa di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Selasa lalu.
Gelondongan kayu ini, di antaranya berukuran besar, hampir menutup seluruh permukaan sungai.
Lima hari pascabanjir bandang, kayu-kayu tersebut menumpuk di sungai seperti yang terlihat di Jembatan Aek Garoga, Batang Toru.
Greenpeace mengungkap kayu gelondongan tersebut akibat deforestasi di wilayah hulu.
Sementara itu, Kementerian Kehutanan bilang kayu gelondongan yang terseret banjir bandang di Sumatera Utara adalah pohon-pohon lapuk dan pohon liar.
Kemenhut membantah kayu gelondongan akibat pembalakan liar, melainkan hasil penebangan legal di area pemegang hak atas tanah (PHAT).
Meski demikian, Kemenhut akan menyelidiki lebih lanjut asal kayu gelondongan tersebut.
Baca Juga Blak-Blakan! Greenpeace Ungkap Fakta di Balik Kayu Gelondongan saat Banjir Terjang Sumut di https://www.kompas.tv/nasional/634420/blak-blakan-greenpeace-ungkap-fakta-di-balik-kayu-gelondongan-saat-banjir-terjang-sumut
#greenpeace #banjirsumatera #kemenhut
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/nasional/634573/kayu-banjir-sumatera-greenpeace-sebut-deforestasi-kemenhut-klaim-lapuk-mana-fakta-sebenarnya