KOMPAS.TV - Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza yang mengakibatkan sedikitnya 22 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Warga Gaza menyebut serangan tersebut terjadi secara mendadak.
Menurut Mahmoud Bassal, Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza, korban tewas termasuk seorang komandan Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.
Sebuah sumber Hamas mendesak para mediator untuk segera turun tangan guna mencegah runtuhnya perjanjian gencatan senjata.
Sumber tersebut juga memperingatkan bahwa pembunuhan massal yang dilakukan Israel secara terus-menerus dapat mendorong situasi menuju potensi kekacauan.
Namun sebaliknya, Israel justru menuduh Hamas sebagai pihak yang pertama kali melanggar gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tentara Israel beroperasi secara independen, dan pihaknya telah mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat untuk melanjutkan operasi militer di Gaza.
Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyebut apa yang terjadi hanyalah upaya Netanyahu untuk menggagalkan perjanjian.
Gencatan senjata mulai berlaku sejak awal Oktober lalu, sebagai bagian dari perjanjian antara Hamas dan Israel dalam kerangka Rencana 20 Poin Trump, yang mencakup penghentian pertempuran secara segera.
Pertanyaannya, apa sebenarnya yang terjadi di lapangan? Bagaimana dampaknya terhadap upaya kemanusiaan yang sudah sangat terbatas di Gaza?
Kita akan membahasnya bersama Ketua Presidium MER-C, Hadiki Habib, yang selama ini aktif memantau situasi kemanusiaan di Gaza, serta Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi.
Baca Juga Indonesia Siap Kirim 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza,Tunggu Lampu Hijau Dari PBB | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/internasional/633040/indonesia-siap-kirim-20-ribu-pasukan-perdamaian-ke-gaza-tunggu-lampu-hijau-dari-pbb-kompas-malam
#gaza #israel #gencatansenjata #freepalestine
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/internasional/633482/mer-c-dan-pengamat-timur-tengah-soroti-gempuran-israel-ke-gaza-saat-gencatan-senjata-apa-dampaknya