Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengomentari data Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengenai anak-anak yang terpapar radikalisme.
Jawa Barat dan DKI Jakarta disebut sebagai dua wilayah dengan kasus paling tinggi, meski Densus tidak merinci angka masing-masing provinsi.
Dedi Mulyadi menilai tingginya temuan kasus di wilayahnya dipengaruhi oleh faktor demografis dan perilaku digital.
Ia mencontohkan bagaimana paparan ekstrem bisa terjadi hanya lewat penggunaan gawai.
Dedi menegaskan bahwa perlindungan pertama bagi anak berada pada keluarga. Paparan radikalisme, kata dia, sangat mudah didapatkan melalui media sosial sehingga orang tua harus terlibat aktif.
Tuliskan komentarmu dan dapatkan berita terkini lainnya di www.kompas.tv serta youtube.com/kompastv #BOLDKompasTV