LAMPUNG, KOMPAS.TV - Ribuan penari ini memadati lapangan Korpri, Kalianda dengan topeng kayu Tuping sebagai simbol perlawanan masyarakat Lampung Selatan kepada penjajah pada era Raden Intan.
Selama 10 menit, para penari membawakan cerita tentang pasukan Tuping, pasukan rakyat yang bergerak di hutan dan lereng gunung Rajabasa untuk melawan penjajah, mereka menari sambil berjalan rendah, berkamuflase dengan daun dan mengayunkan tombak bambu runcing, sehingga suasana gerilya terasa begitu kuat.
Tari Tuping adalah warisan budaya Pesisir Lampung Selatan, topengnya memiliki 12 jenis wajah, mulai dari tokoh pemimpin, pengintai, pejuang hingga penjaga desa. Setiap wajah punya karakter dan gerakan yang berbeda.
Baca Juga Anak Gajah Liar Terluka Terjerat Kawat Pemburu di https://www.kompas.tv/regional/630545/anak-gajah-liar-terluka-terjerat-kawat-pemburu
Salah satu peserta mengaku bangga bisa ikut tampil dan menjadi bagian dari pemecahan rekor, ia mengatakan berlatih selama seminggu agar gerakan tari tetap kompak bersama ribuan penari lainnya.
Sementara, menteri koordinator bidang pangan Zulkifli Hasan, yang hadir langsung, mengatakan penampilan ini bukan hanya milik Lampung Selatan, tetapi juga menjadi kebanggaan Indonesia, ia menyebut pertunjukan ini sebagai penampilan tari Tuping terbesar di dunia.
Pertunjukan kolosal tari Tuping ini diprediksi akan menjadi ikon baru yang mengenalkan budaya Lampung selatan ke tingkat internasional.
Selain tari tuping, Lamsel Fest juga diramaikan dengan parade budaya nusantara.
#lamselfest #tarituping #lampungselatan
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/631284/1-500-penari-tuping-pecahkan-rekor-dunia