JAKARTA, KOMPAS.TV - Ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, tidak hanya merusak sejumlah fasilitas sekolah. Namun juga mengguncang rasa kemanusiaan.
Seorang siswa kini ditetapkan sebagai anak yang berhadapan dengan hukum.
Di balik tindakannya, ada perasaan sepi yang tak pernah bisa diungkap karena tak ada ruang untuk berbagi.
Kejadian ini berawal saat siswa dan guru bersiap untuk melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid SMA Negeri 72 Jakarta pada 7 November lalu.
Pihak kepolisian menyatakan pelaku ledakan adalah seseorang yang berada di lingkungan sekolah dan teridentifikasi sebagai siswa yang diduga merakit sendiri bahan peledak.
Dari hasil penyidikan, terungkap pelaku mengalami kondisi psikologis yang memicu tindakan tersebut. Ia merasa kesepian, tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah.
Motif insiden ini pun dipandang sebagai bentuk ekspresi dari rasa kesepian dan ketidakmampuan mengelola tekanan psikologisnya.
Pelaku memiliki dorongan, yang ia bahkan tidak menyadari tindakannya membahayakan dirinya sendiri dan orang lain di sekitar.
Meski perbuatannya berdampak besar, negara melihatnya sebagai anak yang perlu dibimbing bukan dihambat masa depannya.
Karena anak yang berhadapan dengan hukum akan menghadapi hal baru yakni peradilan pidana anak.
Kasus ini menjadi cermin penting tentang peran keluarga, sekolah dan lingkungan dalam memantau tumbuh kembang anak.
Di sisi lain, korban ledakan SMAN 72 Jakarta, masih berjuang menghadapi trauma psikis dan luka.
Korban ledakan SMAN 72 Jakarta, yang dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dan Rumah Sakit Yarsi, sebagian besar, mengalami gangguan pendengaran mencapai 90 persen.
Baca Juga Butuh Penanganan Khusus, 1 Korban Ledakan SMAN 72 Dirujuk ke RSCM | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/630529/butuh-penanganan-khusus-1-korban-ledakan-sman-72-dirujuk-ke-rscm-kompas-siang
#ledakan #sman72jakarta #motif
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/630657/ledakan-sman-72-jakarta-motif-terduga-pelaku-hingga-kondisi-korban-di-rumah-sakit-sapa-malam