:

[FULL] Guru Besar UI: Merger GoTo-Grab, Bisa Jadi Skema 'Penyelamatan' BUMN Telkom | SAPA PAGI

3 minggu lalu

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, membenarkan isu penggabungan atau merger antara dua perusahaan transportasi daring terbesar di Indonesia — Grab dan GoTo.

Pemerintah kini tengah membahas rencana merger tersebut, yang disebut sebagai bagian dari penyempurnaan kebijakan ekosistem ojek daring nasional.

Menurut rencana, Grab akan membeli GoTo untuk kemudian melakukan proses merger. Tujuannya, agar operasional kedua perusahaan tetap berjalan stabil di tengah dinamika industri transportasi digital.

Pembahasan merger Grab–GoTo dilakukan langsung bersama Presiden Prabowo Subianto, dan melibatkan Badan Pengelola Investasi Indonesia (INA) sebagai salah satu pihak yang akan mendampingi proses tersebut.

Pasca pernyataan dari Istana terkait isu merger, saham GoTo langsung melonjak di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan Senin kemarin, naik tajam 9,84 persen.

Secara tahunan, saham GoTo juga mencatat kenaikan 3,08 persen, dengan harga tertinggi 87 rupiah per lembar saham pada Februari 2025, dan terendah 53 rupiah pada 24 September lalu.

Sementara itu, Grab Holdings yang tercatat di bursa NASDAQ, New York, justru turun 1,24 persen pada 10 November. Namun, dalam satu tahun terakhir, kinerjanya masih solid, dengan kenaikan 26,95 persen, dari harga terendah 3,48 dolar AS di April, hingga tertinggi 6,45 dolar AS pada September 2025.

Di sisi lain, potensi monopoli pasar menjadi kekhawatiran utama dari rencana merger ini.

Data dari Statista mencatat, pangsa pasar Gojek di layanan ojek online roda dua mencapai 59 persen, sementara Grab 41 persen. Jika keduanya bergabung, mereka akan menguasai lebih dari 90 persen pasar.

Untuk layanan taksi online, Gojek memegang 51 persen pangsa pasar, dan Grab 49 persen artinya, penggabungan ini juga akan menciptakan dominasi total di segmen transportasi daring roda empat.

Sementara kompetitor lain seperti Maxim dan InDrive, pangsa pasarnya masih sangat kecil dan belum mampu menyaingi dominasi dua raksasa tersebut.

Lantas, apakah langkah merger GoTo–Grab ini akan semudah dibayangkan setelah pemerintah mengonfirmasi adanya pembahasan di tingkat Istana?

Dan apakah merger ini justru berpotensi menimbulkan monopoli yang bisa merugikan konsumen dan mitra pengemudi?

Kita akan bahas lebih dalam bersama Budi Frensidy, pengamat pasar modal sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).

Baca Juga Perusahaan Indonesia Dominasi Penghargaan Asia ESG PIA 2025,  Meningkatnya Standar ESG Tanah Air di https://www.kompas.tv/nasional/629445/perusahaan-indonesia-dominasi-penghargaan-asia-esg-pia-2025-meningkatnya-standar-esg-tanah-air

#goto #grab #gojek #merger #monopoli

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/629726/full-guru-besar-ui-merger-goto-grab-bisa-jadi-skema-penyelamatan-bumn-telkom-sapa-pagi

Berikan Komentar
Laporkan komentar

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke
Sarapan di Ketinggian 230 Meter, Seperti Apa Rasanya?
Oke