KOMPAS.TV - Ikatan Panitera dan Sekretaris Pengadilan Indonesia (IPASPI) menyatakan keprihatinan mendalam dan mengutuk keras aksi kekerasan yang menimpa salah satu anggotanya, Panitera Pengadilan Negeri Sibolga, Temaziduhu Harfea.
Kekerasan tersebut terjadi saat korban melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata di Kabupaten Sibolga, Sumatera Utara, pada Kamis, 6 November 2025.
Dalam konferensi pers, Ketua IPASPI, Tavip Dwiyatmiko, menegaskan kekerasan ini merupakan teror yang tidak bisa dibiarkan. Pihaknya telah secara resmi melaporkan kejadian ini ke Polres Tapanuli Tengah dan berharap kepolisian segera mengusut tuntas serta memproses hukum pelaku.
IPASPI mendesak pemerintah untuk segera menyusun kebijakan yang menjamin keamanan bagi seluruh aparatur peradilan di Indonesia.
Selain itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Humas Mahkamah Agung turut merespons insiden kekerasan ini dengan menyatakan harapannya akan pembentukan Polisi Khusus Pengadilan.
Usulan ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan aparat keamanan yang secara spesifik bertugas menjaga keselamatan dan ketertiban di lingkungan peradilan, serta menjamin kelancaran tugas-tugas yudisial, termasuk eksekusi putusan.
IPASPI dan Mahkamah Agung sepakat perlindungan bagi aparatur peradilan adalah hal yang mutlak untuk memastikan independensi dan kelancaran penegakan hukum di Indonesia.
#manews #panitera #pnsibolga
Baca Juga Buka Suara, IKAHI Desak Usut Tuntas Kasus Kebakaran Rumah Hakim PN Medan - MA NEWS di https://www.kompas.tv/regional/628666/buka-suara-ikahi-desak-usut-tuntas-kasus-kebakaran-rumah-hakim-pn-medan-ma-news
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/628892/ipa-spi-prihatin-dan-kecam-aksi-kekerasan-terhadap-panitera-pn-sibolga-ma-news