JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Demografi/Ketua DPP PSI Dedek Prayudi mengungkapkan alasan Presiden ke-7 RI Joko Widodo memilih China daripada Jepang.
Pertama, Jepang mau ini dikelola, bukan hanya dikelola, dibiayai oleh APBN, bukan konsorsium. Sementara China setuju bahwa pembiayaan itu oleh konsorsium. Kedua, pembebasan lahan ini dibiayai oleh dana yang digelontorkan oleh Tiongkok ke konsorsium, sementara JICA tidak mau.
Ketiga, apabila terjadi turbulence, atau terjadi sesuatu di tengah jalan kah atau apakah, ini Jepang meminta jaminan harus 100% dari APBN, sementara Tiongkok tidak minta. Inilah yang membedakan proposal Tiongkok dengan proposal Jepang, yang pada akhirnya membuat Presiden ke-7 RI Joko Widodo lebih memilih untuk proyek Whoosh ini dikerjakan oleh Tiongkok.
Sosiolog Perkotaan Nanyang Technical University Singapore, Prof. Sulfikar Amir memiliki fokus pada pengambilan keputusan yang dilakukan secara teknokratis dan kalkulasi matang. Jangan sampai kalkulasinya datang belakangan setelah proyeknya sudah ditentukan.
Bagaimana menurut Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/hPu6mnTVkkg?si=L5lpYVNxaAoVCIE6
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/talkshow/627228/psi-ungkap-3-alasan-jokowi-pilih-china-ketimbang-jepang-untuk-proyek-kereta-cepat-whoosh-rosi