:

Mengapa Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikelola China? | ROSI

10 jam lalu

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sosiolog Perkotaan Nanyang Technical University Singapore, Prof. Sulfikar Amir mempertanyakan mengapa China yang diberi pekerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung ini. Sebab, ketika Xi Jinping datang ke Jakarta bertemu sama Jokowi yang dibawa itu adalah satu proyek yang jauh lebih besar daripada kereta cepat. Dan ini berada di dalam payung Belt and Road Initiative yang dimulai oleh Xi Jinping tahun 2013. 

Hal ini kemudian ditanggapi oleh Peneliti Demografi/Ketua DPP PSI Dedek Prayudi. Menurutnya, ada tiga alasan mengapa Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengelola proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Tiongkok. 

“Jepang itu menginginkan 100% utang itu ditanggung oleh pemerintah APBN. Sementara Tiongkok setuju bahwa pembiayaan yang melalui utang ini ditanggung oleh konsorsium. Yang dimana 40% dari konsorsium tersebut adalah China Development Bank sendiri. JICA saat itu tidak setuju untuk menggelontorkan dana untuk pembebasan lahan. Nah justru di Indonesia inilah yang paling rekod sebenarnya ya, pembebasan lahan ini. Sementara China setuju bahwa China Development Bank akan menggelontorkan uang untuk pembebasan lahan. Dan yang paling terakhir, Jepang menginginkan semuanya dijamin oleh APBN. Jadi apabila terjadi turbulent atau sesuatu ya, APBN menjamin. Sementara China tidak memakai APBN sama sekali. Semuanya konsorsium,” katanya. 

Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/hPu6mnTVkkg?si=L5lpYVNxaAoVCIE6 

 

#whoosh #keretacepat #jokowi



 

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/626854/mengapa-proyek-kereta-cepat-jakarta-bandung-dikelola-china-rosi

Berikan Komentar
Laporkan komentar

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke
Sarapan di Ketinggian 230 Meter, Seperti Apa Rasanya?
Oke