Pengetatan ekspor logam tanah jarang (LTJ) oleh China pada awal Oktober 2025 memicu gejolak global dan mendorong Amerika Serikat (AS) serta Australia menandatangani perjanjian pasokan senilai 8,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 138 triliun, Senin (20/10/2025).
Kebijakan ekspor China membatasi pengiriman neodymium, praseodymium, dan dysprosium tiga elemen penting dalam pembuatan motor listrik, turbin angin, serta senjata presisi tinggi.
Langkah ini menunjukkan bagaimana Beijing menggunakan sumber daya alam strategis sebagai alat pengaruh geopolitik global.
Simak selengkapnya dalam video berikut!
Penulis Naskah: Wiyudha Betha Dinaragis
Narator: Wiyudha Betha Dinaragis
Video Editor: Angelia Elza Berliana Sari
Produser: Dandy Bayu Bramasta
#Global #Kerjasama ##kompascomlab #LogamTanahJarang #China #AS
Music: Still Standing - Anno Domini Beats