TEGAL, KOMPAS.TV - Cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Kota Tegal, Jawa Tengah, membuat petani terong mengalami penurunan hasil panen cukup signifikan dan merugi.
Cuaca panas berkepanjangan membuat tanaman terong petani di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kota Tegal, Jawa Tengah, tidak bisa tumbuh optimal. Banyak daun layu dan buah gagal berkembang.
Jika biasanya dalam kondisi normal, petani mampu menghasilkan sekitar lima kuintal terong dari satu petak lahan, saat ini hasil panen hanya mencapai 2 hingga 3 kuintal saja.
Penurunan produksi ini diperparah dengan harga jual panen yang murah. Saat ini, satu kilogram terong hanya berkisar Rp1.000 sampai Rp2.000 saja. Harga tersebut sangat jauh untuk bisa menutup biaya produksi.
BMKG Ahmad Yani Kota Semarang memprediksi musim hujan di wilayah Jawa Tengah secara umum terjadi pada bulan Oktober 2025. Meskipun begitu, beberapa wilayah masih berada di masa peralihan dan mengalami musim hujan di bulan November.
Warga pun berharap kondisi ini tak berlangsung lama, terlebih bagi petani terong yang terdampak merugi karena penghasilannya tak sebanding dengan modal tanam, pembelian pupuk, dan biaya perawatan akibat cuaca panas ekstrem.
Baca Juga Indonesia Open Fencing Championship Hingga Manfaat Panen Perdana Melon Golden | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/621144/indonesia-open-fencing-championship-hingga-manfaat-panen-perdana-melon-golden-kompas-siang
#panen #petani #terong #cuacapanasekstrem
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/624538/cuaca-panas-ekstrem-berkepanjangan-petani-terong-di-tegal-merugi-akibat-gagal-panen