KOMPAS.TV - Gencatan senjata antara Hamas–Israel dimulai, menandai awal dimulainya perdamaian di Gaza. Keduanya bertukar sandera sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata. Pembebasan sandera disambut haru dan kegembiraan, baik oleh warga Palestina maupun Israel.
Sementara di Mesir, Presiden Prabowo Subianto ikut menyaksikan penandatanganan perjanjian perdamaian dan penghentian perang di Gaza, Palestina. Langkah itu diambil dalam konferensi tingkat tinggi.
Tak hanya Indonesia, pertemuan itu juga dihadiri lebih dari 20 pemimpin negara, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. KTT ini bertujuan mengakhiri perang di Jalur Gaza, memperkuat upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta membuka fase baru keamanan regional.
Dalam pidatonya di KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bilang doa jutaan orang terjawab terkait misi perdamaian di Timur Tengah yang akhirnya terwujud.
Dan setelah bertahun-tahun penderitaan dan perang di Gaza, Palestina telah berakhir. Bantuan kemanusiaan seperti truk berisi makanan, peralatan medis, dan berbagai pasokan lainnya sudah mengalir ke Gaza dan sekitarnya.
Presiden Prabowo Subianto sudah tiba di Tanah Air usai lawatan menghadiri KTT Perdamaian Gaza di Mesir. Presiden menegaskan kehadirannya di Mesir merupakan wujud dukungan Indonesia terhadap pentingnya gencatan senjata di Gaza.
Prabowo berharap kesepakatan damai Gaza bisa menjadi awalan yang baik bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Lalu bagaimana peran Indonesia dalam terciptanya perdamaian di sana, baik saat KTT berlangsung maupun pasca kesepakatan damai yang sudah dimulai?
Kita ulas bersama, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Anggota Komisi I DPR Fraksi PKB Syamsu Rizal dan Pengamat Geopolitik Timur Tengah yang juga penasihat The Indonesian Society For Middle East Studies (ISMES) Smith Alhadar.
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/internasional/623134/full-kemlu-ri-dpr-dan-pengamat-geopolitik-bicara-peran-indonesia-dalam-ktt-perdamaian-di-gaza