Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dihantui ancaman krisis air, saat didengungkan sebagai kota hutan yang paling futuristik dan berkelanjutan se-Indonesia.
Peringatan ini datang dari kajian mendalam oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang secara kritis menggarisbawahi kelemahan vital dalam rencana keberlanjutan di IKN.
Peneliti BRIN Laras Toersilawati, mengungkap indikator Ketersediaan Air di IKN berupa Non-Air (NW) sebanyak 79,08 persen, Air Vegetasi (VW) 20,41 persen, dan Air Tinggi (HW) 0,51 persen.
Angka 79,08 persen untuk kategori Non-Air (NW) menjadi alarm merah. Meskipun data ini berasal dari awal proyek, tingginya persentase lahan yang bukan air permukaan atau air vegetasi menunjukkan bahwa IKN memiliki kerentanan struktural terhadap pasokan air yang tidak bisa diabaikan.
Hal ini terutama di tengah masifnya alih fungsi lahan dari hutan industri eucalyptus menjadi kawasan terbangun.
"Selain itu, bisa juga menimbulkan dampak sosial dan lingkungan pada peningkatan kebutuhan air, karena pendatang yang tertarik ke IKN bisa meningkatkan kebutuhan air bersih," tutur Laras Toersilawati dilansir dari Antara, Kamis (2/10/2025).
Lalu apa yang harus dipersiapkan otorita IKN?
Simak selengkapnya dalam video berikut!
Penulis naskah: Katarina Astriyani Setyaningsih
Narator: Katarina Astriyani Setyaningsih
Video editor: Katarina Astriyani Setyaningsih
Produser: Marvel Dalty
#Politik #Pemerintah #IKN #AirLangka #KalimantanTimur
Music: Cosmic Drift - DivKid