Keluarga Yakin Diplomat Kemlu Arya Daru Tak Punya Gangguan Mental | ROSI

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kabareskrim 2009-2011, Komjen (Purn.) Ito Sumardi mengatakan penyelidik yang menangani sebuah kasus tentunya secara profesional akan menunjukkan hasil-hasil temuan.

Apabila ada pihak-pihak yang harus digali lagi keterangannya, maka sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan suatu penjelasan. Menurutnya, tentu Polda Metro Jaya bisa menindaklanjuti apabila masih ada ruang untuk melanjutkan penyelidikan ini. 

Pengacara Keluarga Almarhum Arya Daru, Martin Lukas Simanjuntak meminta agar dilakukan eksaminasi ulang. Menurutnya, ada surat dalam email yang kemudian dipakai oleh Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik) sebagai salah satu bahan dalam kesimpulannya mengatakan ada indikasi seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri.

“Padahal kalau kita berbicara email itu email kapan? Dan yang di email apakah sudah diperiksa? Apakah itu memang intensinya adalah untuk menghabisi diri sendiri? Atau karena misalkan contoh, Arya itu pernah bertugas di Myanmar. Arya pernah mengerjakan kasus TPPO,” katanya. 

Selain itu menurut Martin, almarhum ADP adalah seorang diver dan memiliki lisensi menyelam. Menurutnya, terlalu prematur ketika seorang penyelam memiliki gangguan mental dan disebut oleh Polda Metro Jaya sebagai indikasi bun*h diri. 

“Orang yang bisa diving, orang yang suka diving tidak akan mungkin memiliki gangguan mental. Karena dia akan bun*h diri di air. Tidak akan dikasih lisensi. Makanya saya bilang tadi, ini terlalu prematur untuk menyimpulkan karena satu bukti yang ditafsirkan oleh ahli yang digunakan oleh Polda sehingga menyimpulkan ada indikasi ini b*nuh diri. Ini harus segera dikebut. Supaya apa? Kasus ini intinya harus dinaikkan penyidikan. Mau nanti tersangkanya ketemunya 4 tahun lagi, 5 tahun lagi. Tapi statusnya itu harus jelas bukan penyelidikan tapi penyidikan,” pungkas Martin. 

Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/E95LNwcOBDw?si=hIoj6ZbuqFGoi3qO 

#aryadaru #diplomat #kemlu