GAZA, KOMPAS.TV - Sejak konflik berkecamuk 7 Oktober 2023, lebih dari 66 ribu warga Gaza kehilangan nyawa. Kebanyakan korbannya adalah wanita dan anak-anak.
Dunia pun kian riuh menyerukan dukungan untuk kemerdekaan Palestina, mulai dari jalanan hingga panggung terhormat seperti sidang Majelis Umum PBB.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyepakati sebuah rencana perdamaian.
Presiden Donald Trump memperingatkan, jika Hamas menolak proposal itu, Israel akan mendapat dukungan penuh Amerika Serikat untuk mengambil langkah militer.
Israel juga meminta pembebasan seluruh sandera dalam 72 jam setelah Israel menerima kesepakatan, penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, pelucutan senjata Hamas, serta pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin badan internasional.
Hamas hingga kini masih mempelajari dokumen 20 butir proposal perdamaian Gaza yang digagas Trump.
Menurut sumber dekat Hamas, kelompok tersebut kemungkinan menerima usulan Trump, asal ada “perubahan substansial” tertentu.
Seperti penetapan jadwal yang jelas penarikan pasukan Israel, jaminan internasional untuk mencegah serangan baru, hingga rekonstruksi Gaza harus dikelola oleh badan Palestina daripada dewan internasional.
Proposal damai Trump bisa jadi angin segar berakhirnya tragedi kemanusiaan di Gaza. Namun warga Palestina menyangsikan rencana perdamaian ini.
Menurut mereka, Amerika Serikat telah lama kehilangan kredibilitas dalam membawa perdamaian ke Gaza.
Baca Juga Kapal Donasi Rakyat Indonesia dalam Misi Kemanusiaan ke Gaza Dicegat Militer Israel! di https://www.kompas.tv/nasional/621021/kapal-donasi-rakyat-indonesia-dalam-misi-kemanusiaan-ke-gaza-dicegat-militer-israel
#gaza #trump #israel
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/internasional/621029/respons-warga-palestina-soal-rencana-damai-trump-netanyahu-untuk-gaza-sapa-malam
