KOMPAS.TV - Evakuasi para santri Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo terus dilakukan dengan mengerahkan alat berat.
Berpacu dengan waktu, tim SAR mencari cara tercepat mengevakuasi korban dari bangunan empat lantai.
Akhirnya, alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi korban ambruknya Ponpes Buduran setelah mendapat persetujuan seluruh keluarga korban santri.
Kesepakatan itu dicapai usai tim SAR gabungan memberikan penjelasan perkembangan pencarian setiap hari kepada keluarga korban.
Di Sidoarjo, tim SAR mulai menggunakan alat berat berupa crane atau derek untuk mengevakuasi korban reruntuhan bangunan asrama putra Pondok Pesantren Al-Khoziny.
Alat berat diprioritaskan untuk daerah yang teridentifikasi sebagai lokasi hitam atau tidak ada tanda-tanda kehidupan dari korban yang tertimbun reruntuhan.
Sejumlah menteri datang ke lokasi.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, melihat langsung proses evakuasi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, memastikan bantuan sosial diberikan kepada korban, termasuk dukungan moral kepada keluarga korban.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, meminta setiap pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk tidak membangun tanpa adanya pengawasan dan bimbingan ahli teknik bangunan.
Kami cuplik dalam program Sama Indonesia Pagi, Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan kondisi medan dan juga tantangan dalam evakuasi para korban.
Baca Juga Terbaru! 3 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Berhasil Dievakuasi di https://www.kompas.tv/regional/620957/terbaru-3-jenazah-korban-ambruknya-ponpes-al-khoziny-berhasil-dievakuasi
#muhaiminiskandar #ponpesambruk #ponpesalkhoziny #sidoarjo
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/620958/muhaimin-iskandar-jangan-bangun-pondok-pesantren-tanpa-pengawasan-ahli-bangunan