:

[FULL] Pakar Kebijakan Publik Soroti 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' Patwal, Respons Pemerintah Sudah Tepat?

1 hari lalu

JAKARTA, KOMPAS.TV - Warganet menggaungkan gerakan "Stop Tot Tot Wuk Wuk" di media sosial.

Gerakan ini sebagai protes atas maraknya penggunaan sirene dan strobo yang tidak sesuai aturan.

Pengendara kompak tak lagi mengalah pada kendaraan yang menggunakan strobo dalam kondisi tidak darurat.

Apalagi, banyak kendaraan sipil menggunakan strobo dan sirene untuk membelah kemacetan.

Merespons keluhan masyarakat, Mensesneg Prasetyo Hadi bilang pihaknya sudah mengirimkan surat edaran kepada pejabat soal penggunaan sirene dan strobo di jalan raya.

Respons juga diberikan Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Agus Suryonugroho. Ia menegaskan akan membekukan penggunaan strobo dan sirene yang mengganggu pengguna jalan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ada tujuh kendaraan yang berhak mendapat prioritas di jalan raya.

Di antaranya ambulans mengangkut orang sakit, pemadam kebakaran, kendaraan untuk pertolongan pada kecelakaan lalu lintas, pimpinan lembaga negara, dan kendaraan pimpinan serta pejabat negara asing.

Apakah langkah kepolisian dan pemerintah dalam responsnya sudah tepat? Kami akan berbincang dengan pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah.

Baca Juga Ramai Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk', Polri Bekukan Penggunaan Strobo dan Sirene untuk Patwal di https://www.kompas.tv/regional/618629/ramai-gerakan-stop-tot-tot-wuk-wuk-polri-bekukan-penggunaan-strobo-dan-sirene-untuk-patwal

#patwal #strobo #sirene #pengawalan #tottotwukwuk

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/618645/full-pakar-kebijakan-publik-soroti-stop-tot-tot-wuk-wuk-patwal-respons-pemerintah-sudah-tepat

Berikan Komentar
Laporkan komentar

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke
Sarapan di Ketinggian 230 Meter, Seperti Apa Rasanya?
Oke