NEPAL, KOMPAS.TV - Militer Nepal melakukan patroli di berbagai sudut jalan Kota Kathmandu dan wilayah lainnya, pascademo gulingkan rezim pemerintahan. Ini dilakukan guna memulihkan dan mengembalikan ketertiban dalam negeri.
Saat patroli, militer Nepal sempat melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa yang masih melakukan demonstrasi. Selain patroli, militer Nepal juga membatasi aktivitas pascademo.
Sebelumnya, aksi demo gulingkan rezim pemerintah dilakukan setelah warga geram atas sejumlah kebijakan dan dugaan korupsi sejumlah pejabat. Otoritas setempat menghitung 25 orang tewas dalam kericuhan akibat aksi demo di Nepal.
Sementara itu, negosiasi antara perwakilan dan para pengunjuk rasa dimulai pada siang hari di Markas Besar Tentara Nepal. Namun demikian, belum ada keputusan yang dicapai.
Salah satu perwakilan warga mengusulkan mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki, untuk memimpin pemerintahan sementara, meski sekelompok warga lainnya menolak Karki memimpin.
Sebelumnya, militer Nepal terpaksa mengambil alih pemerintahan setelah polisi dinilai gagal meredam amuk warga. Sebelumnya, kerusuhan yang terjadi sejak Senin (8/9/2025) kemarin terus berlanjut, meski Perdana Menteri Nepal, Sharma Oli, telah mengundurkan diri.
Kerusuhan dipicu sejumlah kebijakan pemerintah, salah satunya larangan warga menggunakan media sosial. Selain itu, dugaan korupsi pejabat pemerintah, meningkatnya pengangguran, hingga gaya hidup mewah keluarga pejabat jadi pemicu terjadinya kemarahan warga.
Baca Juga Pemerintah Nepal Kolaps Usai Kerusuhan, Militer Ambil Alih Keamanan dan Terapkan Jam Malam di https://www.kompas.tv/internasional/616707/pemerintah-nepal-kolaps-usai-kerusuhan-militer-ambil-alih-keamanan-dan-terapkan-jam-malam
#militernepal #nepal #demonepal
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/internasional/616813/militer-nepal-ambil-alih-kendali-keamanan-pasca-polisi-gagal-redam-amukan-massa-demo-sapa-pagi