BANDUNG, KOMPAS.TV - Mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) semakin kecewa dengan pernyataan Rektor Unisba yang sebelumnya menyebut tidak ada penembakan gas air mata ke dalam kampus.
Pernyataan tersebut disayangkan mahasiswa karena dinilai tidak sesuai fakta dan tidak berpihak pada mahasiswa. Atas hal itu, Rektor Unisba meminta maaf dan mencabut pernyataannya. Ia juga mengecam aksi represif polisi yang menembakkan gas air mata ke dalam kampus.
Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan menegaskan pihaknya telah menjalankan prosedur pengamanan sesuai aturan yang berlaku. Ia juga membantah adanya penembakan gas air mata ke area kampus.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyayangkan penyemprotan gas air mata ke kampus Unisba pada 1 September. Kementerian menyatakan siap memberikan pendampingan medis dan psikologis bagi mahasiswa terdampak, serta berkomitmen memastikan kampus menjadi ruang berbagi, ruang bertumbuh, dan ruang aman untuk menyampaikan aspirasi.
Pada Senin malam, 1 September 2025, suasana mencekam terjadi di kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Unisba, Bandung, Jawa Barat. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa dalam aksi unjuk rasa.
Rekaman video amatir memperlihatkan kepanikan sejumlah mahasiswa yang berada di dalam kampus Unisba dan Unpas. Akibat insiden tersebut, 12 orang pingsan karena pekatnya gas air mata.
Polda Jawa Barat telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka yang diduga menjadi provokator dalam kericuhan di Unpas dan Unisba Bandung.
Baca Juga Uya Kuya Klarifikasi Isu Kabur ke Luar Negeri, Sebut Hanya Mengungsi di Safe House | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/615565/uya-kuya-klarifikasi-isu-kabur-ke-luar-negeri-sebut-hanya-mengungsi-di-safe-house-sapa-pagi
#unpas #unisba #polri #gasairmata #kampus
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/615569/kapolda-jabar-bantah-adanya-penembakan-gas-air-mata-di-unpas-dan-unisba-bandung-sapa-pagi