Musik Indonesia 80-an Naik Daun Lagi! Label Asing Borong Lagu Lawas, Musisi Dapat Royalti?

KOMPAS.TV - Musik Indonesia era 1970 hingga 1980-an kembali mendapat sorotan, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga dari label rekaman mancanegara.

Alice Whittington, pendiri Sama-Sama Records asal Inggris, tertarik dengan musik-musik di Asia, khususnya Indonesia.

Album Ayo ke Disco dirilis dalam bentuk piringan hitam pada Oktober 2024. Album ini merupakan kompilasi musik-musik 1970 dan 1980-an dari negara yang baru merdeka di sekitar Laut China Selatan.

Marini Suryosumarno, vokalis grup The Steps, merupakan salah satu grup musik yang dikontak oleh Alice. Marini menegaskan, penghargaan terhadap pencipta lagu merupakan hal yang utama.

Dosen pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, Hilmar Farid, menilai Indonesia mempunyai posisi istimewa di tengah fenomena label internasional berburu rekaman lama.

Namun di balik kebangkitan ini, industri musik Tanah Air masih terkendala pengelolaan hak cipta.

Dan menurut Daniel Ek, CEO Spotify, dari hampir 15 juta musisi yang mengunggah lagunya ke platform streaming musik, hanya 100 ribu musisi menghasilkan lebih dari 6.000 dolar Amerika per tahun.

Tanpa pengelolaan hak cipta yang kuat, penghargaan terbesar mungkin hanya berupa pujian, bukan penghasilan. 

Baca Juga Buntut Polemik Royalti Lagu, Mie Gacoan Bali Bayar Sebesar Rp2,2 Miliar ke LMK SELMI di https://www.kompas.tv/nasional/610454/buntut-polemik-royalti-lagu-mie-gacoan-bali-bayar-sebesar-rp2-2-miliar-ke-lmk-selmi