Pemukiman padat penduduk di Kampung Tongkol, Jakarta Utara, menyuguhkan pemandangan tak biasa.
Rumah-rumah warga berdiri tepat di bawah rel kereta api yang menghubungkan Stasiun Jakarta Kota hingga Ancol, bahkan sebagian berdempetan langsung dengan jalur kereta aktif.
Untuk mencapai Kampung Tongkol, salah satu akses alternatif adalah menggunakan getek, rakit tradisional yang melintasi Sungai Ciliwung, menghubungkan kampung dengan sisi bawah jalan tol.
Akses keluar masuk di kampung ini sangat terbatas. Beberapa lorong hanya bisa dilewati satu orang dan harus bergantian. Hampir setiap lima rumah memiliki akses langsung ke rel kereta api. Tak hanya itu, sebagian area pemukiman tidak lagi mendapatkan cahaya matahari karena tertutup bangunan atau lampu penerangan buatan.
Salah satu warga, Ayuningtyas, mengaku telah tinggal di sana hampir dua dekade. Meski tinggal di lokasi yang dianggap tidak layak, ia mengaku sudah merasa nyaman dan enggan pindah.
Beradaptasi dengan lingkungan sangat baik. Kami di sini kekeluargaan, saling membantu. Justru dengan kampung unik seperti ini kami bisa saling tolong-menolong, ujar Ayu kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Ayu juga menyebut bahwa warga tidak dikenakan pajak atas tanah yang mereka tempati karena lahan tersebut merupakan milik PJKA.
Alhamdulillah kami kan enggak bayar pajak tanah. Ini dari PJKA, tambahnya.
Ketua RT 07 Kampung Tongkol, Saprudin, menjelaskan bahwa cikal bakal kampung tersebut telah ada sebelum tahun 2000. Meski sempat dibongkar, warga kembali membangun dan menetap.
Sebelum tahun 2000 pernah dibongkar. Zaman reformasi pada matok-matok, dibangun lagi, ujar Saprudin.
Simak selengkapnya dalam video berikut.
Penulis: Siti Laela Malhikmah
Video Jurnalis: Siti Laela Malhikmah
Video Editor: Siti Laela Malhikmah
Produser: Abba Gabrillin
#perkampungan #jakarta #gangsempit #krol #News #vjlab