KOMPAS.TV - Keterbatasan ekonomi tak jadi penghalang untuk berangkat naik ke Tanah Suci. Di Rembang, Jawa Tengah, pasangan suami istri penjual pentol keliling akan berangkat haji.
Berkat ketekunan menabung, pasangan suami istri Sumarno dan Sukarti akhirnya memetik hikmahnya.
Sumarno dan Sukarti setiap bekerja sebagai penjual pentol keliling. Mereka jualan mulai pukul 6 pagi sampai 4 sore. Pekerjaan ini sudah mereka lakukan sejak tahun 1997.
Dari pekerjaan ini mereka mampu menabung Rp 10.000 setiap harinya. Pada tahun 2012, keduanya meniatkan diri untuk mendaftar haji.
Kini setelah menunggu hampir 13 tahun, pasangan ini akan berangkat haji pada 17 Mei mendatang.
Tak hanya penjual pentol keliling, seorang perajin tusuk sate asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, akan mewujudkan keinginannya menunaikan ibadah haji.
Nahrowi, perajin tusuk sate asal Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur ini bersyukur bisa segera berangkat haji berkat ketekunannya menabung.
Setiap hari ia rutin menabung mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 20.000 per hari yang disisihkan dari hasil penjualan tusuk sate. Hingga akhirnya, ia bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji sekitar Rp 33 juta dan bisa segera berangkat haji.
Sejumlah tahapan menjelang keberangkatan telah ia lalui. Mulai dari cek kesehatan, manasik haji, suntik vaksin polio, meningitis, dan vaksin influenza. Koper haji juga telah ia terima. Kini ia tengah menata segala keperluan haji seperti pakaian ihram hingga sejumlah dokumen.
Isak tangis bercampur bahagia mewarnai keberangkatan Asma Tanjung, seorang nenek berusia 78 tahun, yang dilepas keluarganya untuk bergabung dengan 362 calon haji lainnya yang tergabung dalam Kloter Lima Embarkasi Medan, asal Mandailing Natal.
Konsisten menyisihkan penghasilan selama 55 tahun, Nenek Asma Tanjung akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci.
#haji #ibadahhaji #jemaahhaji
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/591796/giat-menabung-pedagang-pentol-hingga-penjual-tusuk-sate-wujudkan-mimpinya-berangkat-haji