Dina dan Resti. Dua perempuan ini, patut kita apresiasi. Mereka berasal dari profesi yang berbeda, tapi memiliki kepedulian yang sama terhadap seni budaya dan kesejahteraan masyarakat desa. Inilah kiprah mereka di Desa Wisata Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Akademisi dan Profesional Jasa Konstruksi
Dina, lengkapnya Dina Mayasari, adalah dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor. Sebagai seorang akademisi, ia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu terhadap wilayah sekitarnya. Dalam hal ini, wilayah Bogor. Karena saya akademisi bidang pariwisata, maka saya pilih berbuat di bidang yang sesuai dengan saya, tutur Dina Mayasari, pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu.
Rabu itu, ia berada di Desa Wisata Cimande, sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Bogor. Desa itu dikenal sebagai pusat seni bela diri Pencak Silat Cimande. Desa yang berada di ketinggian 550 meter di atas permukaan laut itu, juga tersohor sebagai pusat urut patah tulang. Banyak pendatang yang mengunjungi desa tersebut.
Para pendatang itu adalah potensi pasar yang baik untuk usaha oleh-oleh kuliner. Saya menyambangi beberapa warga yang bergerak di bidang usaha mikro kecil dan menengah di sana. Timbul ide untuk membantu mereka, agar usaha warga desa itu, bisa lebih berkembang, ujar Dina Mayasari lebih lanjut.
Dina Mayasari kemudian menggalang spirit kepedulian itu dengan sesama dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor. Antara lain, dengan Julia Ratnawulan dan Riani Prihatini. Mereka juga melibatkan para mahasiswa kampus tersebut, sebagai bagian dari proses studi Kampus Merdeka, terlibat langsung dengan aktivitas warga Desa Wisata Cimande.
Kita tahu, Kampus Merdeka adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kemendikbudristek, yang mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri. Kami mendata berbagai usaha yang dilakukan warga setempat. Data tersebut kami analisis, untuk mengetahui peluang dan kendala yang mereka hadapi, ungkap Dina Mayasari.
Selanjutnya, Dina Mayasari menyusun analisis tersebut ke dalam bentuk proposal, dalam konteks penggalangan dana. Di tahap pencarian dana itulah, Dina Mayasari bertemu dengan Resti Gustom di PT Nindya Karya, perusahaan jasa konstruksi, member of Danareksa. Nindya Karya adalah anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang berkantor di Cawang, Jakarta Timur.
Resti Gustom adalah profesional di bagian Nindya Peduli Kebudayaan Indonesia dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perusahaan tersebut. Pertemuan Dina Mayasari dan Resti Gustom ibarat gayung bersambut, karena sama-sama satu frekuensi, sama-sama peduli.
Kami menilai, proposal Dina Mayasari dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor ini, sejalan dengan program peduli yang ada di perusahaan tempat kami bekerja, ujar Resti Gustom, tentang alasannya memilih bekerja sama dengan perguruan tinggi tersebut.
Pelaku UMKM dan Prasasti Talek Cimande
Ada dua wujud kepedulian yang telah mereka kongkritkan, sebagaimana yang ditunjukkan pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu di Padepokan Pusat Pelatihan Silat Aliran Cimande (PPSAC) desa tersebut. Pertama, berbagai jenis produk kuliner, lengkap dengan brand berbasis kearifan lokal dalam kemasan yang keren-keren.
Kami tentu saja senang, karena bantuan yang kami salurkan, secara langsung memberi manfaat kepada warga Desa Wisata Cimande. Produk UMKM yang mereka hasilkan, lebih berkualitas serta digemari para pendatang, ungkap Resti Gustom lebih lanjut.
Dina Mayasari menjelaskan, bantuan dari Nindya Peduli digunakan untuk membeli berbagai peralatan sesuai dengan kebutuhan para pelaku UMKM setempat. Selain itu, juga untuk membiayai pelatihan, membeli berbagai jenis kemasan produk, serta kegiatan pemasaran.
Kami memberi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka. Kami juga membantu pengurusan izin edar produk-produk yang mereka hasilkan. Selain itu, kami juga turut membantu memasarkan, agar produk mereka menjangkau pasar yang lebih luas, ungkap Dina Mayasari.
Oh, ya, hal kedua yang ditunjukkan pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu itu, adalah peresmian Prasasti Talek Cimande di Padepokan Pusat Pelatihan Silat Aliran Cimande (PPSAC) di Desa Wisata Cimande. Di Prasasti Talek Cimande itu, dicantumkan 14 prinsip dasar Silat Cimande, yang menjadi pegangan serta acuan para pesilat Cimande. Ke-14 prinsip tersebut mengandung nilai-nilai spiritual, seperti kesabaran, ketekunan, kejujuran, dan keberanian.
Prasasti Talek Cimande tersebut didirikan di halaman depan Pendopo Cimande, dengan tinggi sekitar 1 meter. Diharapkan, mereka yang berkunjung ke Desa Cimande, bisa membacanya serta tentu akan lebih memahami nilai-nilai luhur Silat Cimande, ungkap Dina Mayasari lebih lanjut.
Kita tahu, Silat Cimande merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di Indonesia. Diperkirakan, sudah ada sejak abad ke-17. Seni bela diri tersebut adalah warisan para leluhur dari Kampung Babakan Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Budi Cahyadi, selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, memimpin peresmian prasasti itu, dengan didampingi para sesepuh Desa Wisata Cimande. Di kesempatan itu, Resti Gustom dari Nindya Peduli mengatakan, Kami akan terus mendukung pengembangan Desa Wisata Cimande, sebagai kegiatan yang berkelanjutan.
Desa Cimande, 6 Juli 2024
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger Isson Khairul. Konten telah tayang di Kompasiana.com dengan judul Dina-Resti Peduli Desa Wisata https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358/66889ad734777c7a99295c02/dina-resti-peduli-desa-wisata