:

Tony Wenas Konser Tunggal Setelah 47 Tahun Bermusik

1 tahun lalu

Jumat, 7 Juni 2024 malam, Tony Wenas menggeber 21 lagu dalam konser tunggalnya. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia itu memainkan piano sekaligus bernyanyi, nyaris tanpa jeda. Ia sangat pantas menjadi inspirator musik Indonesia. Sekolahnya keren, karirnya mentereng, konsisten bermusik 47 tahun, dan sudah rekaman di usia 15 tahun.

Baginya, Musik Adalah Segala-galanya

Sangat mengagetkan. Bagi saya, musik adalah segala-galanya, ujar Tony Wenas meyakinkan, ketika ia ditanya usai konser tunggal Tony Wenas: The Piano Man di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, tersebut. Senyumnya sumringah, karena konser berlangsung sukses, dengan penonton dan sponsor yang menggiurkan.

Saya memimpin perusahaan, didasari oleh pengalaman saya memimpin sebuah band, Solid 80. Tiap pemain band memiliki keahlian sendiri-sendiri. Di perusahaan, tiap direksi juga memiliki keahlian masing-masing. Nah, bagaimana mengatur serta mengoordinasikan, agar ramuan keahlian itu menghasilkan harmoni. Agar kolaborasi keahlian tersebut, mencapai tujuan perusahaan, tutur Tony Wenas menjabarkan korelasi pengalaman memimpin band dengan memimpin perusahaan.

Dalam hal memimpin band, sudah ia mulai sejak tahun 1976, semasa ia jadi siswa SMA di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat. Grup bandnya masa itu, di awal 1980-an, pernah menjadi juara di Festival Band antar SMA. Ketika memulai studi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Tony Wenas membentuk sekaligus memimpin grup band bernama Solid 80.

Di masa SMA, di usia 15 tahun, ia sudah masuk dapur rekaman. Grup band Solid 80 pimpinannya, hingga kini masih tetap solid. Tiap kali perform, umumnya kami membawakan lagu-lagu Queen. Solid 80 sepertinya sudah identik dengan Queen, ungkap Tony Wenas penuh senyum.

Lelaki kelahiran Jakarta, pada 8 April 1962 itu menuturkan, Awalnya, kami memainkan lagu-lagu The Beatles, Earth Wind and Fire. Kemudian, kami menjadi band epigon Queen, karena paling sering mengcover lagu mereka. Agaknya, itulah yang membuat Solid 80 seolah identik dengan Queen.

Di konser tunggal Tony Wenas: The Piano Man, ia antara lain membawakan Somebody to Love, Love of My Life, dan Bohemian Rhapsody dari Queen. Penampilan Tony Wenas disambut gemuruh. Sekitar 400 penonton mengelu-elukannya.

Ada yang menyebut, harga tiket konser itu, 5 juta rupiah per orang. Dengan 400 penonton terpilih, tentu total nilainya fantastis. Tiketnya tidak dijual secara terbuka, tapi diformat sebagai undangan. Dan, yang menonton konser tersebut, bukan orang biasa. Mereka adalah para pengusaha dan top eksekutif perusahaan papan atas di Indonesia.

Guest Star Pilihan

Dalam konser tunggal Tony Wenas: The Piano Man, Tony Wenas didampingi sejumlah guest star pilihan. Ada Once Mekel, Ruth Sahanaya, Lilo Kla Project, Eka Deli, Kadri Mohamad, dan Rio Sidik. Masing-masing guest star mendampingi Tony Wenas bernyanyi, sekaligus memainkan piano.    

Khusus Rio Sidik, ia mendampingi Tony Wenas dengan permainan trompet yang sangat mengesankan. Sebagai musisi, nama Rio Sidik mungkin masih asing di teling pecinta musik di Indonesia. Sebaliknya, di berbagai panggung musik jazz di luar negeri, Rio Sidik cukup dikenal. Bersama band Quintet, Rio sudah manggung melalang buana dari Australia, Afrika, Finlandia, Rusia, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat.

Secara keseluruhan, konser tunggal Tony Wenas: The Piano Man, dibingkai dengan medium orkestra, yang digarap oleh Krisna Prameswara dan Dwiki Dharmawan. Dalam bincang-bincang pada Senin, 3 Juni 2024 lalu, Dwiki Dharmawan menjelaskan tentang medium orkestra yang ia rancang untuk konser Tony Wenas: The Piano Man tersebut.

Dwiki Dharmawan adalah salah seorang sosok penting, dalam peta industri musik Indonesia. Tony Wenas menyebut, secara talenta, musisi Indonesia itu hebat-hebat. Mereka bukan hanya berada di Indonesia, tapi juga tersebar di berbagai negara di dunia. Semua itu merupakan kekuatan bangsa, menjadi masa depan musik Indonesia.

Selaku Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI), Tony Wenas menilai, diperlukan sebuah road map untuk mengintegrasikan berbagai komponen yang relevan, demi kemajuan musik Indonesia.

Hal itu diungkapkan Tony Wenas dalam perbincangan pada Sabtu, 9 Maret 2024, saat perayaan Hari Musik Nasional. Kita tahu, Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret, mengacu ke hari lahir pahlawan nasional Wage Rudolf Soepratman. Peringatan itu dilakukan pertama kali pada 9 Maret 2013.

Konser bertajuk Tony Wenas: The Piano Man ini adalah hajatan PAPPRI, yang mewadahi penyanyi, pencipta lagu, dan pemusik Indonesia, yang dibentuk tahun 1986. Setelah kick-off dengan Tony Wenas, ke depannya, PAPPRI akan terus menggelar berbagai pertunjukan musik, demi kemajuan musik Indonesia secara keseluruhan.

Jakarta, 9 Juni 2024

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger Isson Khairul. Konten telah tayang di Kompasiana.com dengan judul Tony Wenas Konser Tunggal Setelah 47 Tahun Bermusik https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358/6664e7f734777c1485440cb2/tony-wenas-konser-tunggal-setelah-47-tahun-bermusik

Berikan Komentar
Laporkan komentar

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke
Sarapan di Ketinggian 230 Meter, Seperti Apa Rasanya?
Oke