TRIBUN-VIDEO.COM - Perdana Menteri sekaligus Putra Mahkota Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa, menjadi pemimpin Arab pertama yang secara terbuka mengutuk serangan Hamas pada (7/10/2023) ke Israel.
Dilansir dari Times of Israel pada Senin (20/11), hal itu ia ungkapkan dalam pertemuan puncak keamanan dan pertahanan Timur Tengah pada akhir pekan lalu.
Dalam pidato utama di KTT keamanan Dialog Tahunan Manama Institut Internasional untuk Studi Strategis pada hari Jumat (17/11), pemimpin Bahrain itu mengatakan bahwa dirinya dengan tegas mengutuk Hamas.
Yakni terkait serangan ribuan anggota militan tersebut yang masuk ke Israel melalui pagar perbatasan Gaza.
Diketahui, saat itu ribuan pasukan Hamas tersebut membantai sedikitnya 1.200 orang.
Menurut pemerintah Israel, kebanyakan dari korban tersebut adalah warga sipil.
Hamas juga hingga saat ini menyandera setidaknya 240 orang yang dalam serangan saat itu berada di Israel.
Lebih lanjut, Salman bin Hamad Al Khalifa juga menyebut bahwa situasi di Gaza tidak dapat ditoleransi.
Ia kemudian menekankan, bahwa baik dalam Islam dan Yudaisme, perlindungan terhadap kehidupan yang tidak bersalah adalah tugas dan tanggung jawab moral.
Adapun, saat berbicara di hadapan peserta Dialog Manama, yang mencakup pejabat diplomatik dan keamanan dari Timur Tengah, Amerika Serikat dan Eropa, pemimpin Bahrain tersebut mengatakan bahwa dirinya berpihak di sisi warga sipil dan orang-orang tak berdosa.
Ia mengaku tidak berpihak pada sikap politik.
Serangan tanggal 7 Oktober itu biadab dan mengerikan. Mereka tidak pandang bulu. Mereka membunuh perempuan, anak-anak, orang tua, itu tidak masalah,” katanya.
“Mereka menyerang institusi sipil dan menyerang sasaran militer,” lanjutnya. “Dan yang lebih penting lagi, tampaknya sekarang tidak apa-apa untuk menyandera dan membawa mereka pergi serta membicarakannya seolah-olah itu adalah tindakan perang. Itu adalah sesuatu yang kami kutuk,” tambahnya.
Adapun, Putra mahkota itu juga tidak menyia-nyiakan kritiknya terhadap Israel, atau terhadap operasi yang sedang berlangsung di Gaza.
Yang mana, Israel telah berjanji untuk membawa kembali para sandera dan melenyapkan Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
“Saya dengan tegas mengutuk kampanye udara yang mengakibatkan kematian lebih dari 11.000 orang di Gaza, 4.700 di antaranya adalah anak-anak,” kata Khalifa.
Di sisi lain, Pemimpin Bahrain tersebut menyerukan kepada semua pihak untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Hal itu, untuk memastikan bahwa orang yang sakit dan terluka mendapat perawatan dan warga sipil memiliki akses terhadap makanan.
Ia juga menambahkan, yakin bahwa satu-satunya cara untuk memastikan hal ini akan terjadi adalah dengan persetujuan Hamas untuk melepaskan para sandera.
Khalifa juga menekankan perlunya komunitas internasional untuk bersatu dan merevitalisasi upaya penerapan solusi dua negara bagi Israel dan rakyat Palestina.
Ia juga mengatakan. bahwa tanpa solusi tersebut, tidak ada keamanan nyata yang akan terwujud di Gaza.
“Kami semua di sini untuk mengakhiri perang ini. Saya tidak peduli siapa yang memulai, saya tidak peduli siapa yang mengakhirinya,” ujarnya. “Saya peduli kita semua bekerja sama untuk memastikan ini berakhir secepat mungkin.”
(Tribun-Video.com/timesofisrael.com)
Artikel ini telah tayang di dengan judul Bahrain leader condemns Hamas Oct. 7 onslaught, calls for release of hostages,
https://www.timesofisrael.com/bahrain-leader-condemns-hamas-oct-7-onslaught-calls-for-release-of-hostages/
Host: Nina Agustina
VP: Latif